Membudidayakan pohon kapas bisa menjadi ladang bisnis yang luar biasa. Betapa tidak, kapas sendiri memiliki nilai jual yang menjanjikan.
Kapas sendiri merupakan bahan baku utama untuk pembuatan kain. Kapas akan dipintal dan ditenun menjadi kain. Pada akhirnya, kain ini akan dibuat menjadi item fashion seperti kemeja dan lain sebagainya.
Dalam budidaya, pohon ini memerlukan perhatian khusus. Pemeliharaannya menjadi modal terpenting jika pembudidaya menginginkan hasil yang maksimal.
Pada praktiknya, pemeliharaannya meliputi penyiraman, penyulaman, pemupukan hingga pengendalian hama.
Ketika sudah ditanam, penyiraman harusnya diperhatikan. Ketika kondisi lahannya kering, pembudidaya disarankan untuk melalukan penyiraman di pagi dan sore hari.
Sementara bila kondisinya lembap, penyiraman bisa dijarangkan. Yakni 2-3 hari sekali. Itu sudah cukup untuk membuat tanaman dapat tumbuh optimal.
Sedangkan untuk pemupukan, penggunaan pupuk harusnya sesuai dosis yang direkomendasikan. Pupuk yang diaplikasikan adalah urea 100 kg, TSP 100 kg, KCL 50 kg dan ZA 50 kg.
Dosis tersebut ditujukan untuk penanaman tanaman kapas di lahan seluas 1 hektar. Khusus untuk Urea, pemupukan sebaiknya dilakukan saat tanaman sudah berusia 40 hari.
Sembari melakukan pemupukan, disarankan bagi penanam untuk melakukan penyulaman hingga penyiangan gulma. Penyulaman sebaiknya dilakukan 10 hari dari masa tanam. Tujuannya supaya terjadi keseragaman tanaman.
Tidak hanya itu saja, pembubunan juga diperlukan. Caranya dengan menutup akar dengan tanah yang mulai muncul ke permukaan.
Setelah itu, pastikan untuk mengendalikan hama yang menyerang. Salah satunya dengan rajin menyemprotkan insektisida dan semacamnya.
Selagi perawatan ini dilakukan secara intensif, pohon kapas dapat tumbuh optimal. Produksinya pun menjanjikan. Ketika sudah berumur 105-145 HST, panen pertama bisa dilakukan oleh pembudidaya.